JudulSkripsi : Arahan Pemanfaatan Lahan Daerah Aliran Sungai (DAS ) Jeneberang Terhadap Jarak Sempadan Sungai di Kelurahan Pangkabinanga Kabupaten Gowa. Pembimbing : 1. Henny Haerany G, S.T., M.T. 2. Dr. Muhammad Anshar, S.Pt., M.Si. Skripsi ini adalah Studi tentang Arahan Pemanfaatan Lahan Daerah Aliran Sungai Teman kita, St. Maisyaroh mengirim pertanyaan baru di adalah Cara memanfaatkan lahan di daerah pantaiCara memanfaatkan lahan di daerah pantaiPEMBAHASAN & JAWABANSilahkan baca pembahasan dan jawaban atas pertanyaan Cara memanfaatkan lahan di daerah pantai di bawah yang belum terjawab akan segera mendapatkan ulasan dan pembahasan dari pengunjung lainnya, atau dari Kelas juga bisa berpartisipasi memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan "Cara memanfaatkan lahan di daerah pantai" takut berbagi meskipun itu masih kurang benar. Di kita saling belajar dan memberikan masukan secara turut memberikan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan Cara memanfaatkan lahan di daerah pantai, kamu telah ikut membantu St. Maisyaroh mendapatkan jawaban yang dibutuhkannya. Namun potensi-potensi tanaman yang bisa tumbuh dan produktif di tiap daerah berbeda. Bisa jadi tanaman di suatu dataran rendah tidak cocok tumbuh dan produktif di dataran rendah lain. Oleh karena itu, biasanya penduduk menanami kebun-kebunnya dengan tanaman yang telah dipercaya menghasilkan dan bernilai tinggi. 5. Peternakan Lahan dataran Lahan potensial merupakan sebidang tanah yang dapat dikelola oleh manusia sehingga memberikan hasil yang tinggi dengan biaya pengelolaan yang minim. Dalam arti sempit, lahan potensial merupakan lahan pertanian yang produktif. Secara geografis, letak lahan potensial bervariasi. Bisa berada di dataran rendah, dataran tinggi, pantai, bahkan daerah hanya untuk pertanian, lahan potensial juga dapat dimanfaatkan untuk perkebunan, pemukiman, hutan, atau kegiatan lainnya yang bernilai ekonomi. Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Tentu dengan catatan bahwa lahan ini digarap dengan bijaksana, bukan dengan lahan potensial sesuai letak geografisnya, antara lain1. Pemanfaatan lahan di daerah dataran rendahPengertian dataran rendah merupakan daerah yang lahan potensialnya cukup mudah dimanfaatkan untuk kegiatan yang bernilai ekonomi. Pemanfaatan lahan potensial di daerah dataran rendah antara lain untukLahan kering atau tegalan, ini bisa untuk ditanami berbagai tanaman kebun seperti sayur mayur, jagung, palawija, bumbu dapur dan irigasi, untuk ditanami padi, gandum, atau tanaman sejenisnya. Tentu sebagai sawah irigasi perlu untuk memikirkan sumber airnya. Salah satu yang mempengaruhi besar kecilnya biaya pengelolaan dan berhasil tidaknya lahan potensial dimanfaatkan adalah tergantung dari sumber air di sekitar sawah irigasi. Namun, perlu diingat bahwa air yang menggenang terlalu lama untuk lahan ini juga tidak akan berdampak positif dalam pemanfaatan lahan. Genangan air dapat menghanyutkan humus-humus tanah dan juga membuat tanaman pada sawah jenis ini menjadi cepat busuk sebelum masa panen ditanami tanaman-tanaman kebun seperti tebu, kelapa sawit, buah-buahan, dan sebagainya. Tentu, memanfaatkan lahan untuk perkebunan, biaya pengelolaannya cukup besar dibanding pengelolaan jenis lainnya. Lahannya pun cukup besar untuk dapat digunakan sebagai perkebunan. Namun, hasilnya pun bernilai ekonomi cukup dataran rendah merupakan lahan potensial paling mudah dalam penggarapan dan pemanfaatannya dengan biaya yang cukup minim. Peternakan bisa menjadi salah satu pilihan untuk menggarap lahan potensial di dataran rendah. Unggas, kambing, sapi, kerbau, merupakan beberapa pilihan hewan yang mudah untuk dipelihara guna pemanfaatan lahan Pemanfaatan lahan di daerah pegununganPemanfaatan lahan pada dataran tinggi di Indonesia atau pegunungan memang gampang-gampang sulit. Namun, beberapa hal yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam pemanfaatan lahan di daerah pegunungan antara lainPerkebunan, perlu untuk memilih tanaman yang cocok ditanam di daerah dingin untuk dapat memaksimalkan lahan potensial yang ada. Kina, teh, kopi, dan mayoritas jenis sayuran cocok untuk ditanam di daerah yang memiliki kelembapan udara yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura dapat menjadi solusi cukup baik dalam pemanfaatan lahan ini tentu perlu mengingat untuk menyesuaikan hewan yang akan diternak sesuai dengan iklim lindung, selain guna menjaga sumber air, hutan lindung juga dapat berfungsi sebagai hutan wisata. 3. Pemanfaatan lahan di daerah pantaiIndonesia memiliki garis pantai yang paling panjang diantara negara lainnya. Penting untuk mengetahui pemanfaatan lahan di daerah pantai untuk dapat memanfaatkan lahan-lahan potensialnya. Pemanfaatan lahan di daerah pantai antara lain dapat digunakan untukIndustri garamPada industri garam dibutuhkan panas matahari yang cukup karena industri garam tentu sangat membutuhkan panas matahari untuk proses pengristalan air laut. Intensitas hujan yang cukup tinggi di negara kita menjadi salah satu kendala pemanfaatan lahan melalui industri garam membutuhkan sarana-prasarana yang menunjang. Apalagi jika ini tak hanya dimanfaatkan sebagai pelabuhan kapal nelayan setempat, namun juga pelabuhan antar daerah bahkan nasional. Sarana dan prasarana penunjang baik di pelabuhan sendiri atau sekitar pelabuhan juga harus persawahan pasang surutSawah jenis ini tergantung dari pasang surut air laut. Namun, terkadang laut pasang surut luput dari prediksi kita. Nah, kita dapat membuat pintu pengatur keluar masuknya air laut guna lebih mengoptimalkan hasil dari pemanfaatan lahan jenis udang dan bandengLagi-lagi, pasang surut air laut menjadi kendala besar dalam pemanfaatan lahan. Apabila hal ini tidak mendapat perhatian cukup, tentu kerugian secara ekonomis tak bisa terelakkan. Pintu pengatur keluar masuknya air laut juga dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatan lahan lewat tambak udang ini untuk menjaga kadar keasaman pH air satu kendala dalam pemanfaatan lahan potensial area pantai dengan pariwisata yakni terkait dengan transportasi. Kemudahan transportasi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik dalam maupun luar Lahan PotensialTak cukup hanya mengetahui pemanfaatan lahan potensial. Lahan potensial juga perlu untuk dilestarikan, bukan? Berikut beberapa cara pelestarian lahan potensial, antara laina. Terasering sengkedan untuk tanah-tanah Penggiliran menanam dengan jenis tanaman yang berbeda crop rotation. Ini berguna untuk mempertahankan kontur tanah dan menjaga agar tanah tetap subur serta tidak Penanaman dengan sistem kontur contour farmingd. Pemupukan dengan meminimalisir jenis pupuk kimia. Karena bahan kimia jika digunakan dalam jangka waktu tertentu justru dapat merusak Sistem irigasi yang baikf. Melakukan pengolahan tanah untuk menjaga kesuburan tanah yang digarapg. Usaha mengurangi erosi tanah dengan cara mekanis dan cara vegetatif Manfaattanah gambut dalam kehidupan sangatlah beranekaragam, mulai dari untuk pupuk, sumber tenaga listrik, penghasil bahan bakar dan manfaat yang lainnya. Dengan beberapa manfaat yang sudah diuraikan ini semoga menambah wawasan dan pengetahuan anda dari beberapa manfaat tanah gambut. alam, kehidupan, manfaat tanah, tanah gambut. Salah satu permasalahan lahan yang ada di Papua Barat adalah lahan pantai berpasir yang hingga kini pemanfaatannya terutama di kampung werur masih tergolong terbatas. Lahan pertanian yang terbatas dan pengetahuan masyarakat tentang cara pemanfaatan lahan atau penggunaan media tanam sebagai pengganti lahan yang minim serta teknik budidaya tanaman yang kurang dipahami menjadi kendala bagi masyarakat di Kampung Werur khususnya dalam pemanfaatan dan pengolahan pasir sebagai media tanam. Dengan adanya potensi wilayah Papua Barat, khususnya kampung Werur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, maka secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan termasuk pola berfikir masyarakat Kampung Werur didalam memanfaatkan potensi daerahnya sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai sentra pendidikan dan penghasil budidaya tanaman pada lahan pasir di kabupaten Tambraw untuk memenuhi kebutuhan masayarakat. Selain itu, kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat kampung Werur khususnya dan Kabupaten Tambaruw pada umumnya. Adapun metode penerapan ini dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Werur sebagai pilot proyek akan dilatih cara pemanfaatan lahan pasir pantai, pengolahan lahan pasir, penyiapan bibit, penananam, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta teknik perawatan tanaman dan pemanenan. Dari hasil pelaksanaan kegiatan ini, hampir semua proses kegiatan berjalan dengan baik. Dimana pada saat proses penyemaian benih tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik sehingga pada saat memasuki proses penanaman tetap berjalan dengan lancar. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Abdimas Papua Journal of Community Service 45 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Pemanfaatan Pasir Pantai Sebagai Media Tanaman Holtikultura Di Kampung Werur Kabupaten Tambrauw Zulkarnain Sangadji1, Febrianti Rosalina2, Ihsan Febriadi3 1,2,3Universitas Muhammadiyah Sorong, Sorong, Indonesia Email zulkarnainums1 Submitted 07/06/2019 Revised 29/06/2019 Published 30/07/2019 Abstrak Salah satu permasalahan lahan yang ada di Papua Barat adalah lahan pantai berpasir yang hingga kini pemanfaatannya terutama di kampung werur masih tergolong terbatas. Lahan pertanian yang terbatas dan pengetahuan masyarakat tentang cara pemanfaatan lahan atau penggunaan media tanam sebagai pengganti lahan yang minim serta teknik budidaya tanaman yang kurang dipahami menjadi kendala bagi masyarakat di Kampung Werur khususnya dalam pemanfaatan dan pengolahan pasir sebagai media tanam. Dengan adanya potensi wilayah Papua Barat, khususnya kampung Werur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, maka secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan termasuk pola berfikir masyarakat Kampung Werur didalam memanfaatkan potensi daerahnya sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai sentra pendidikan dan penghasil budidaya tanaman pada lahan pasir di kabupaten Tambraw untuk memenuhi kebutuhan masayarakat. Selain itu, kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat kampung Werur khususnya dan Kabupaten Tambaruw pada umumnya. Adapun metode penerapan ini dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Werur sebagai pilot proyek akan dilatih cara pemanfaatan lahan pasir pantai, pengolahan lahan pasir, penyiapan bibit, penananam, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta teknik perawatan tanaman dan pemanenan. Dari hasil pelaksanaan kegiatan ini, hampir semua proses kegiatan berjalan dengan baik. Dimana pada saat proses penyemaian benih tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik sehingga pada saat memasuki proses penanaman tetap berjalan dengan lancar. Kata Kunci kesuburan; lahan pasir; media tanam; pemupukan Pendahuluan Salah satu permasalahan lahan yang ada di Indonesia adalah lahan pantai berpasir karena mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan begitu banyak pulau-pulau kecil yang memiliki wilayah pantai beserta pasir putihnya yang luas dan panjang. Seperti yang diketahui bahwa lahan pasir pantai merupakan lahan marginal yang kering, tandus, miskin akan unsur haranya, dan mustahil untuk bias dijadikan sebagai lahan pertanian yang produktif. Selama ini pasir pantai yang terhampar luas dibiarkan begitu saja dan Abdimas Papua Journal of Community Service 46 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 jarang atau masih kurang untuk dimanfaatkan sepenuhnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah Papua Barat. Kampung Werur yang secara administratif termasuk dalam Kabupaten Tambrauw merupakan salah satu kepulauan di Wilayah Propinsi Papua barat yang mana 80 % merupakan penduduk asli Papua dan selebihnya 20 % merupakan warga pendatang. Jarak Kampung Werur ke Kabupaten Tambrauw sekitar 44 km, dimana jumlah penduduk berdasarkan BPS 2014 mencapai kurang lebih 313 Jiwa yang terdiri dari 167 penduduk laki-laki dan 146 penduduk perempuan. Sumber mata pencaharian masyarakat Werur bervariasi dan tidak tetap pada suatu bidang usaha tertentu. Mayoritas masyarakat di Kampung Werur berkerja sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hasil pendapatan sebagai nelayan tidak dapat menopang biaya hidup karena hasil tangkapan ikan yang diperoleh bergantung kepada kondisi/cuaca di laut. Sumberdaya manusia yang relatif minim berdampak pada pola hidup yang mana hanya bergantung pada satu mata pencarian sebagai nelayan. Lahan pertanian yang terbatas dan pengetahuan masyarakat Kampung Werur tentang cara pemanfaatan lahan atau penggunaan media tanam sebagai pengganti lahan yang minim serta teknik budidaya tanaman yang kurang dipahami membuat masyarakat enggan untuk berkecimpung dibidang pertanian khususnya budidaya tanaman pangan maupun hortikultura. hasil survey lokasi dan wawancara tim pengusul. Menurut Badan Litbang Pertanian 2012, pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat karena dijadikan sebagai penunjang ketersediaan pangan bagi rakyat Indonesia. Ketahanan produksi pertanian akan menjadi landasan terpenting untuk pertumbuhan serta perkembangan ekonomi dimasa depan. Karena keterbatasan ruang bercocoktanam dilokasi tempat tinggal masyarakat Kampung Werur, maka menyebabkan kebutuhan pangannya dipasok dari luar daerah. Produktivitas lahan yang belum optimal akibat masih rendahnya pengetahuan dan Abdimas Papua Journal of Community Service 47 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 keterampilan teknologi budidaya tanaman yang efisien adalah kendala yang dihadapi masyarakat dalam bertani. Lahan pasir pantai tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat di sekitar pantai untuk kegiatan pertanian, hal ini disebabkan karena selama ini lahan pasir pantai dinilai tidak layak sebagai media tanam. Selain itu, lahan pasir juga memiliki keterbatasan dan pengelolaannya lebih sulit dibandingkan lahan lainnya seperti tegalan maupun lahan sawah. Tanah yang berada di pesisir pantai mempunyai tekstur yang kasar, lepas-lepas dan terbuka sehingga sangat peka terhadap erosi angin dan menyebabkan pengendapan berupa material pasir. Butiran material pasir yang terangkut oleh proses erosi pasir tersebut menyebabkan kerusakan tanaman budidaya Gunadi, 2002. Berdasarkan hal tersebut, media pasir lebih membutuhkan banyak pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Menurut Suparso, dkk 2016, tanah pasir pantai memiliki perkolasi yang sangat tinggi yaitu sekitar 209 mm hari-1 dan daya pegang air yang sangat rendah sehingga petani harus menyiram tanaman sangat intensif sekitar 3 kali dalam sehari. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal. Hal ini tentu saja sangat membatasi kemampuan seorang petani dalam mengelola lahan yang lebih luas. Kampung Werur dengan kondisi pasir pantai yang menghampar luas dibiarkan begitu saja tanpa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan mayarakat, padahal lahan pasir yang begitu luas ini dapat digunakan untuk pengembangan teknologi budidaya tanaman seperti; tanaman pangan, tanaman hortikultura maupun tanaman tahunan. Penyebab rendahnya pengatahuan dan informasi tentang pemanfaatan lahan pasir dan sifat apatis masyarakat terhadap teknologi budidaya tanaman pertanian. Dari uraian permasalahan diatas secara umum tampak bahwa akar permasalahan yang dihadapi adalah masyarakat tersebut tidak mampu menemukan suatu metode alternatif untuk memanfaatkan lahan pasir sebagai lahan alternatif dan tanaman yang sesuai dengan kondisi Kampung Werur, Abdimas Papua Journal of Community Service 48 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Sehingga ditawarkan sebuah metode alternatif yang dianggap mampu menyelesaikan masalah di Kampung Werur Distrik Bikar Kabupaten Tambaruw yaitu Pemanfaatan pasir pantai sebagai lahan pengambagan tanaman pangan, tanaman hortukultura, dan tanaman tahunan. Budidaya tanaman disesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan utama masyarakat kampung Werur. Metode Penelitian Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan di Kampung Werur, Distik Bikar, Kabupaten Tambrauw. Metode pendekatan dalam penerapan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan partisipatif aktif secara berkelanjutan antara tim pengusul PKM dengan mitra PKM. Dimana hampir seluruh masyarakat Kampung Werur dilibatkan dan kemudia dipilih sebagai pilot proyek, dilatih keterampilannya mengenai tata cara pemanfaatan lahan pasir pantai, pengolahan lahan pasir, penyiapan bibit, penananam, penyiraman, pemupukan, pengedalian hama dan penyakit serta teknik perawatan tanaman dan pemanenan. Metode Pendekatan yang digunakan dalam kegiata PKM secara lengkap diuraikan sebagai berikut a Tahap pertama, yaitu tahap sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat Sosialisasi dan pelatihan diberikan kepada masyarakat yang telah dipilih dari hasil kesepakatan dengan masyarakat Kampung Werur dan aparat desa. Pelatihan berlangsung selama 1 hari bertempat dibalai desa. Dalam proses pelatihan tersebut juga akan dibentuk kelompok-kelompo kecil yang terdiri dari 4 kelompok, gunanya untuk lebih memudahkan pengontrolan dan pembagian alat dan sarana serta benih yang akan digunakan dalam program ini. Setelah pelatihan selesai maka mereka langsung diberikan perlengkapan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman. b Tahap kedua, yaitu tahap persiapan lahan dan penyemaian Penyemaian dilakukan oleh masyarakat secara perkelompok, mereka diberikan bibit, diberikan pupuk kandang dan polybag sebagai sarana pembibitan Abdimas Papua Journal of Community Service 49 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 sedangkan lokasi dan pengerjaan mereka lakukan sendiri secara perkelompok dan diawasi dan dipantau oleh tim pengusul dan ketua kelompok yang ditunjuk. Pada saat prroses penyemaian berlangsung juga oleh masyarakat sudah melakukan persiapan lokasi. c Tahap ketiga, yaitu tahap penanaman dan perawatan tanaman. Setelah benih sudah tumbuh maka dilakukanlah penanaman pada polybag-polybag yang telah disediakan. Perawatan tanaman setelah ditanam melibatkan secara langsung masyarakat dengan memberikan arahan langsung dilapangan tentang teknik pengedalian hama dan penyakit pada tanaman. Hasil dan Pembahasan Adapun hasil yang dicapai dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat PKM di Kabupaten Tambrauw adalah sebagai berikut 1. Tahap Sosialisasi Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 20 April 2019 dibalai kelompok tani Kampung Werur Distrik Bikar Kabupaten Tambrauw, yang dihadiri oleh Kepala Kampung Werur, Ketua Kelompok Tani Kampung Werur dan Masyarakat Kampung Werur yang dalam hal ini sebagai anggota kelompok tani Kampung Werur. Sosialisasi yang dilakukan berupa pemberian materi dasar atau pengenalan terkait pemanfaatan tanah berpasir, teknik budidaya tanaman hortikultura menggunakan polibag serta cara aplikasi pupuk POC Nasa dan Super Nasa terdapat pada Gambar 1. . Abdimas Papua Journal of Community Service 50 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Gambar 1 Sosialisasi kepada Masyarakat Kampung Werur 2. Tahap Penyiapan Lahan dan Persemaian. Lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman hortikultura merupakan lahan masyarakat yang terletak pada Balai Kelompok Tani Kampung Werur dengan luas 12 m². Sebelum pemindahan bibit ke lahan, terlebih dahulu lahan di bersihkan dari gulma dengan melibatkan masyarakat setempat. Kondisi areal penanaman dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 Areal Penanaman Untuk mencegah benih dari gangguan binatang, terik matahari, dan hujan, maka dibuat persemaian dengan ukuran 2 m², dengan tinggi ± 1,5 m dari permukaan tanah. Kemudian polibag ukuran 10 x 15 cm yang disusun di atas papan sebanyak 60 buah untuk setiap jenis tanaman. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Proses Pembuatan Persemaian Abdimas Papua Journal of Community Service 51 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Benih yang digunakan berupa benih cabe rawit, tomat, terong, ketimun, kacang panjang, dan semangka. Semua bibit ini diperoleh dari toko pertanian yang mempunyai daya tumbuh diatas 85 % sesuai dengan label yang tertera pada kemasan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan benih yang berkualitas. Sebelum pembibitan terlebih dahulu dilakukan proses perendaman terlebih dahulu untuk memisahkan antara benih yang masih hidup dan benih yang mati. Pembibitan menggunakan polibag dengan diameter 10 x 15 cm. Setiap jenis benih yang dibibitkan sebanyak 60 per jenis tanaman. Selanjutanya proses penyiraman dilakukan setiap hari yang dipercayakan kepada anggota dan ketua lapangan yang ditugaskan untuk memelihara tanaman selama proses pembibitan sampai saat panen nantinya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. Gambar 4 Proses Perendaman dan Pemilihan Benih Menurut Adnyana 2005, teknologi pengelolaan suatu lahan pesisir atau pasang surut dapat diaktualisasikan melalui pemupukan berimbang serta pengolahan tanah dan air. Sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan, sebagai pengganti pupuk kandang maupun pupuk anorganik digunakan Pupuk Oranik Cair POC Nasa yang mempunyai kandungan unsur hara makro yang lengkap serta unsur hara mikro yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama proses perkembahan. Pemelihan POC Nasa ini dianggap lebih efisien dan praktis untuk digunakan oleh masyarakat nantinya. Selain itu, Atmojo 2003, menjelaskan bahwa pemberian bahan organik mampu menciptakan kondisi yang sesuai untuk tanaman dengan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah, aerasi lebih baik sehingga mempermudah penetrasi akar, memperbaiki kapasitas Abdimas Papua Journal of Community Service 52 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 menahan air, meningkatkan pH, KTK dan serapan hara. Proses pemupukan dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 a Proses Pemberian Pupuk Gambar 5 b Proses Memasukkan Benih ke Polybag 3. Tahapan Penanaman dan Perawatan Tanaman Pengisian pasir pantai ke polibag yang berdiameter 40 x 50 cm yang dibantu oleh masyarakat. Sebelum dilakukan pemindahan bibit ke polibag terlebih dahulu di lakukan pemupukan menggunakan POC Super Nasa sebagai pasokan hara karena tanah pasir merupakan tanah yang rendah unsur haranya dan kadar garam yang tinggi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6 Proses Pengisian Pasir Pantai ke Polybag Abdimas Papua Journal of Community Service 53 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Setelah bibit berumur 2 minggu maka dilakukan pemindahan ke polibag berisi pasir pantai yang sudah di siapkan di lahan. Jarak antara polibag 40 cm, hal ini di sesuaikan dengan luasan lahan yang ada pada lokasi penanaman. Proses penaman dialukan pada sore hari bersama degan anggota dan ketua lapangan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7 Proses Pemindahan Tanaman ke Media Pasir Pada tahap pemeliharaan, masyarakat di Kampung Werur diberi penjelasan terkait cara merawat tanaman, proses penyiraman, pembersihan gulma dan memberi pengetahuan terkait hama dan penyakit pada tanaman hingga tanaman siap untuk dipanen. SIMPULAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil kegiatan program kemitraan masyarakat PKM yang telah dilaksanakan di Distrik Bikar Kampung Werur, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Pelaksanaan program kemitraan masyarakat PKM Distrik Bikar, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat mendapatkan sambutan positif dari Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Distrik, Pemerintah Kampung dan Masyarakat. Dimana pada kondisi sebelumnya banyak masyarakat didaerah tersebut banyak yang pesimis mengenai pemanfaat pasir sebagai media tanam. Abdimas Papua Journal of Community Service 54 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 2. Metode pendekatan dalam penerapan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan partisipatif aktif secara berkelanjutan antara tim pengusul PKM dengan mitra PKM 3. Pelaksanaan kegiatan PKM dari awal hingga proses penyemaian dan pemanenan menunjukkan hasil pertumbuhan yang sangat baik. Ucapan Terima kasih Terima kasih penulis sampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti yang telah memberikan dana hibah pengabdian pada tahun anggaran 2019. Selanjutnya, terima kasih kepada ketua dan staff LPPM Universitas Muhammadiyah Sorong yang telah memfasilitasi kegiatan pengabdian ini mulai penyusuan proposal hingga laporan penelitian. Daftar Pustaka Adnyana, MO., Subiksa, IGM., Swastika, DKS., Pane, H. 2005. Pengembangan Tanaman Pangan di Lahan Marginal Lahan Rawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Atmojo, SW. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Badan Litbang Pertanian. 2012. Dinamika Produksi dan Harga Beras Indonesia. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. BPS. 2014. Distrik Bikar dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Sorong Abdimas Papua Journal of Community Service 55 Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Gunadi, S. 2002. Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan Pesisir. Jurnal Teknologi Lingkungan 33 232-236. Suparso, Sudarmaji A, dan Ramadhani Y. 2016. Penerapan Teknologi Otomatisasi Pemanfaatan Air dalam Peningkatan Kapasitas Agribisnis Pembibitan Tanaman Sayuran di Wilayah Pesisir Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI, 24-25 November 2016, Purwokerto. Zulkarnain SangadjiMuhammad Taufik Muhammad Syahrul KaharIhsan FebriadiKegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap teknik budidaya hortikultura. Melalui budidaya tanaman hortikultura merupakan langkah awal untuk merangsang tumbuhnya semangat partisipasi masyarakat tentang pentingnya peningkatan budidaya tanaman hortikultura. Pentingnya melaksanakan budidaya tanaman karena masyarakat pada dasarnya belum mengetahui cara-cara budidaya tanaman secara baik dan benar, belum menerapkan pembenihan tanaman secara baik dan benar, belum mengetahui cara pengapuran dan pemupukan secara tepat, belum mengetahui pembuatan pupuk organik cair, dan lain sebagainya. Pengabdian kepada masyarakat ini berlokasi di distrik Sausapor. Adapun sasaran pada program ini sebanyak 10 orang masyarakat sausapor yang dilaksanakan di bulan oktober 2022. Distrik Sausapor memiliki luas wilayah 10,28 km2 dengan jumlah penduduk 2856 jiwa. Kondisi geografis dan topografis wilayah dicirikan berdasarkan kawasan hutan yang sangat luas dengan proporsi hutan konservasi serta hutan lindung mencapai 80 %. Metode pelaksanaan yang akan digunakan diantaranya sosialisasi, pemberian metode diskusi, ceramah, penyuluhan, bimbingan teknis dan pendampingan secara terjadwal. Adapun tahapan kegiatan meliputi sosialisasi kegiatan, pengembangan dan pendampingan digitalisasi pertanian meliputi pengolahan lahan, pembenihan, penyemaian, penanaman dan pemupukan. Hasil pelaksanaan kegiatan menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan dan keterampilan mitra terhadap teknik budidaya tanaman mengalami peningkatan sebesar 74,85 % dari 34,29 % 64-75 %, hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan keterampilan mitra berada pada kategori baik 61-74 %Community service activities aim to determine the level of public understanding of horticultural cultivation techniques. The cultivation of horticultural crops, it is the first step to stimulating the growth of the spirit of community participation in the importance of increasing the cultivation of horticultural crops. The importance of carrying out plant cultivation is because the community does not know the methods of cultivating plants properly and correctly, has not applied plant hatchery properly and correctly, does not know how to liming and fertilize properly, does not know the manufacture of liquid organic fertilizers, and so on. This community service is located in the Sausapor district. The partners in this program are as many as 10 sausapor communities, and it will be implemented in October 2022. Sausapor District has an area of km2 with a population of 2856. The geographical and topographical conditions of the region are characterized based on a very large forest area, with the proportion of conservation forests and protected forests reaching 80%. The implementation methods that will be used include socialization, providing discussion methods, lectures, counselling, technical guidance and scheduled assistance. The stages of activity include Socialization of Activities, development and assistance in digitizing agriculture, including Land processing, Hatchery, Seeding, Planting and Fertilization. The results of the implementation of the activity explained that the level of knowledge and skills of partners towards plant cultivation techniques increased by from 64-75%; these results showed that the level of understanding and skills of partners was in a good category 61-74%.Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan PesisirS GunadiGunadi, S. 2002. Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan Pesisir. Jurnal Teknologi Lingkungan 33 Teknologi Otomatisasi Pemanfaatan Air dalam Peningkatan Kapasitas Agribisnis Pembibitan Tanaman Sayuran di Wilayah Pesisir AdipalaSudarmaji A SuparsoY Dan RamadhaniSuparso, Sudarmaji A, dan Ramadhani Y. 2016. Penerapan Teknologi Otomatisasi Pemanfaatan Air dalam Peningkatan Kapasitas Agribisnis Pembibitan Tanaman Sayuran di Wilayah Pesisir Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI, 24-25 November 2016, Tanaman Pangan di Lahan Marginal Lahan Rawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen PertanianM O AdnyanaIgm SubiksaDks SwastikaH PaneAdnyana, MO., Subiksa, IGM., Swastika, DKS., Pane, H. 2005. Pengembangan Tanaman Pangan di Lahan Marginal Lahan Rawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya PengelolaannyaS W AtmojoAtmojo, SW. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Bikar dalam AngkaBpsBPS. 2014. Distrik Bikar dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Sorong Volume 1 Nomor 2 Halaman 45-55 Dilahan pantai, budidaya lorong diterapkan untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti: intensitas matahari, erosi permukaan oleh angin, dan laju evapotranspirasi. Selain itu, dapat juga berfungsi sebagai pematah angin sehingga mereduksi kecepatannya. Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah irigasi. - Potensi lahan memiliki arti penting untuk pengolahan lahan dan pemanfaatan lahan. Lahan yang memiliki potensi untuk pertanian dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas tinggi serta produksi tanaman pertanian yang dari situs resmi Kementerian Pertanian Republik Indonesia, tanaman akan tumbuh dengan baik bila berada pada lahan atau media tanam yang cocok. Serta perawatan tanaman dikelola dengan baik. Lahan memiliki potensi yang tinggi apabila lahan tersebut memiliki beberapa komponen yang mendukung. Komponen atau parameter tersebut antara lain berupa jenis tanah, jenis batuan, potensi hidrologi, kemiringan lereng, dan kerawanan bencana. Pemanfaatan lahan secara geografis Lahan potensial merupakan sebidang tanah yang dapat dikelola oleh manusia sehingga memberikan hasil yang tinggi dengan biaya pengelolaan minim. Baca juga Libatkan KPK, Pemerintah Serius Cegah Alih Fungsi Lahan PertanianLahan potensial adalah lahan pertanian yang produktif. Berikut beberapa lahan potensial sesuai letak geografisnya Pemanfaatan lahan di daerah dataran rendah Daerah yang lahannya berpotensi untuk kegiatan yang bernilai ekonomi. Pemanfaatan lahan potensial di daerah dataran rendah antara lain Lahan kering atau tegalan bisa untuk menanam berbagai sayur, jagung, palawija, bumbu dapur, dan lainnya. Sawah irigasi, untuk ditanami padi, gandum, atau tanaman sejenisnya. Sawah irigasi perlu memperhitungkan sumber airnya. Perlu diingat bahwa air yang menggenang terlalu lama untuk lahan ini tidak akan berdampak positif. Perkebunan, bisa ditanami tanaman seperti tebu, kelapa sawit, buah-buahan, dan lainnya. Peternakan, dataran rendah merupakan lahan potensial paling mudah dalam penggarapan dan pemanfaatan dengan biayan rendah. Baca juga Pencemaran Tanah Dampak dan Solusi Pemanfaatan lahan di daerah pegunungan Pemanfaatan lahan di pegunungan tak bisa dipandang sebelah mata. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan lahan di pegunungan antara lain Perkebunan, memilih tanaman yang cocok dengan daerah dingin, seperti kina, teh, kopi, dan sayuran yang bisa hidup di daerah dingin atau pegunungan. Tanaman hortikultura bisa menjadi salah satu solusi yang cukup baik. Peternakan, bisa menyesuaikan hewan yang sesuai dengan iklim di dataran tinggi atau pegunungan. Hutan lindung, untuk menjaga sumber air. Hutan lindung dapat juga difungsikan sebagai hutan wisata. Pemanfaatan lahan di pantai Indonesia memiliki lahan di daerah pantau yang cukup banyak. Beberapa pemanfaatan lahan di daerah pntai sebagai berikut Garam, untuk mengelola air laut menjadi garam dibutuhkan panas matahari untuk proses pengkristalan air laut. Sehingga bisa menggunakan lahan sebagai industri garam. Pelabuhan, membutuhkan sarana-prasarana yang menunjang. Area persawahan pasang surut, memanfaatkan pasang surut air laut dengan membuat pintu pengatur debit air sehingga hasil dari pemanfaatan lahan ini optimal. Tambak udang dan bandeng Pariwisata, Kemudahan transportasi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik dalam maupun luar daerah. Baca juga Lift Macet di Pasar Tanah Abang, 10 Orang Terjebak Melestarikan lahan potensial Untuk memberikan manfaat yang optimal, lahan potensial harus di rawat dan dilestarikan dengan berbagai cara, di antaranya Terasering sengkedan untuk tanah-tanah miring. Penggiliran tanaman dengan jenis tanaman lain. Hal ini untuk mempertahankan kontur tanah. Penanaman dengan sistem kontur Pemupukan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Sistem irigasi Lakukan pengolahan tanah Kurangi erosi tanah dengan cara vegetatif Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
2 Lokasi berfoto. Manfaat pantai yang ke dua adalah sering di manfaatkan orang untuk lokasi berfoto. Pantai yang memiliki dataran yang luas dan dikelilingi ombak dan pemandangan yang indah, banyak orang yang datang ke pantai ini yang tidak hanya sekedar menikmati wisata alam yang indah ini, biasanya banyak yang memanfaatkan untuk berfoto-foto bersama teman-teman, keluarga dan orang-orang
Pemanfaatan lahan di daerah pantai antara lain dapat digunakan untuk Industri garam Pada industri garam dibutuhkan panas matahari yang cukup karena industri garam tentu sangat membutuhkan panas matahari untuk proses pengristalan air laut. Pelabuhan Pelabuhan membutuhkan sarana-prasarana yang menunjang. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan kapal nelayan setempat, namun juga pelabuhan antar daerah bahkan nasional. Sarana dan prasarana penunjang baik di pelabuhan sendiri atau sekitar pelabuhan juga harus memadai. Area persawahan pasang surut Sawah jenis ini tergantung dari pasang surut air laut. Cara yang dilakukan adalah membuat pintu pengatur keluar masuknya air laut guna lebih mengoptimalkan hasil dari pemanfaatan lahan jenis ini. Tambak udang dan bandeng Pintu pengatur keluar masuknya air laut juga dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatan lahan lewat tambak udang ini untuk menjaga kadar keasaman pH air laut.
. 203 374 126 427 419 41 219 126

jelaskan cara memanfaatkan lahan di daerah pantai